Dalam sebuah Istana yang megah di Barri Gotic, Barcelona, sebuah pusat kota pada abad pertengahan, tepatnya pada akhir April tahun 1493 M Sebuah perjamuan yang dipimpin raja dan ratu sedang berlangsung, perjamuan tersebut di dampingi oleh bangsawan yang keberatan perhiasan, mantel bulu dan jubah beludru. Ada pula uskup dengan topi tinggi, pegawai istana yang berdiri kaku mengenakan jubah kebesaran, tentara dari berbagai tingkat yang banjir keringat dalam seragamnya, para duta besar dan dewan kehormatan dari berbagai negara, semuanya hadir terpesona dengan perasaan yang campur aduk antara kagum, bingung, dan iri. Semuanya terfokus pada sosok lelaki yang berdiri dengan sumringah yang merasa terbebas dari rasa curiga, lelaki itu adalah Cristopher Columbus.
Hari
itu, Columbus baru saja datang dari Amerika yang belum ia sadari kenyataanya
pada saat itu. Ia menceritakan dalam versinya bahwa ia baru saja datang dari
Hindia, sebuah negeri rempah-rempah yang menjadi obsesi seluruh pelayaran Eropa
pada saat itu.
Ia
membawa bukti untuk menutup mulut orang-orang yang meragukanya, yaitu burung
kakaktua emas, hijau, dan kuning, orang-orang India, dan kayumanis. Setidaknya
itulah yang diyakini Columbus. Ia memang membawa burung Kakaktua asli, namun
bukan yang hidup di Asia, begitupun orang-orang India yang dibawanya, enam
orang bertampang kebingungan yang diseret maju untuk diperiksa oleh sekumpulan
orang itu sebenarnya adalah orang Karibia, bukan dari India.
Dalam
hal kayumanis, kesalahan Columbus segera diketahui, seorang saksi melaporkan
bahwa panganan berbentuk ranting tersebut memang seperti kayumanis, namun
rasanya lebih pedas dari lada dan wanginya seperti cengkeh. Columbus pun
berdalih kalau hal tersebut akibat sampel yang dibawanya rusak akibat teknis
menejemen penanaman yang jelak. Namun akhirnya terungkap misteri yang
sebenarnya bahwa kayumanis yang dibawa Columbus sebenarnya adalah kulit kayu
pohon Karibia yang belum teridentifikasi.
Seperti
yang diketahui pelajar dalam buku-buku sejarah yang terkurikulumkan, bahwa
Columbus adalah penemu Benua Amerika. Columbus yang dianggap sebagai penemu
benua Amerika sebenarnya samasekali tidak memiliki tujuan untuk menemukan
wilayah baru, pelayaran yang dilakukanya justru buah dari pelayaran memalukan Columbus
untuk menemukan negeri rempah-rempah di Hindia. Kisah ini diberi sentuhan
patriotisme bangsa Eropa sehingga menjadi manis dan bergairah untuk di
ceritakan sebagai bagian dari kehebatan bangsa Eropa.
Bermodalkan
kepercayaan diri dan imajinasi yang kaya, Columbus berhasil meyakinkan para
investor dan sang raja untuk memberikan modal pelayaran dan mempertaruhkan
finansial mereka untuk iming-iming kejayaan yang lebih besar jika berhasil
menemukan pusat rempah-rempah di Hindia.
Columbus
memberikan ide yang elegan sekaligus radikal untuk meyakinkan para investor dan
raja. Menurut Columbus, komoditas dari daerah Timur tidaklah harus berasal dari
Timur, dan kaum Barat tidak perlu berlayar ke arah Timur dan membayar harga
yang terlalu mahal kepada kaum muslim yang menguasai komoditas besar wilayah
Timur dari Maroko hingga Indonesia.
Melalui
keyakinan Bumi yang bulat, tentunya cukup masuk akal jika untuk menjangkau
pusat rempah-rempah dapat menggunakan jalur yang berbeda, yaitu mengelilingi
bumi dari barat. Sebuah kepercayaan yang tidak umum dimiliki oleh orang-orang
Eropa pada saat itu. Columbus akhirnya mendapatkan kepercayaan tersebut lalu
memulai pelayaran ke arah Barat kemudian terdampar di Benua Amerika yang
dianggapnya tanah Hindia yang legendaris itu.
Pelayaran
Columbus pun akhirnya menjadi kisah yang memalukan. Dengan imajinasi dan
kepercayaan diri yang tinggi, Columbus terus bersikeras meyakinkan orang-orang akan
kesuksesan pelayaranya, yang tentu saja ceritanya deberi bumbu khayal picisan
khas Abad Pertengahan. Sampel-sampel keliru yang dibawanya adalah upaya untuk
menutup mulut orang-orang yang pernah mengejek teorinya dalam menemukan negeri
rempah-rempah.
Ditulis:
Jack Turner
Disunting:
Muhamad Maksugi
Sumber: Turner, Jack., Sejarah Rempah, 2011, Julia Absari (penj), The History of Temptation, Komunitas Bambu, Depok.
wah begitu ya cerita sebenarny :o baru tau
BalasHapusia gan, untung saya kasih tau. hehe
HapusSemua orang emang pernah salah gan :D , nice artikel bisa jadi rujukan siswa buat menambah ilmu :D
BalasHapusnamanya juga manusia gan. thnks :D
HapusThanks gan Artikelnya ,tugas saya bisa selesai :v
BalasHapussama-sama gan :)
HapusSugeng tulisan urang aya nu kurang nya?
BalasHapustulisan mneh nu mana pak?
HapusAnu nasi goreng tea
BalasHapuspan can di bikeun ka urang men
Hapus